Pada
awalnya untuk melakukan tugas kelas investigasi multimedia ini, kami
memilih
berita investigasi yang
berjudul “Alexis dan Bisnis Menggiurkan Surga Hiburan Jakarta ”
yang diberitakan oleh media online x.detik.com. Namun setelah
kelompok kami mengetahui bahwa sudah
ada
kelompok lain mengambil kasus ini dan mereka akan melakukan wawancara
dengan narasumber yang dituju, akhirnya kelompok kami pun sepakat
untuk mencari kasus lain. Pada akhirnya kami sepakat untuk memilih
kasus yang berjudul “Indonesia dan Segitiga Emas Narkoba” yang
diberitakan oleh media online x.detik.com.
Alasan memilih topik ini yaitu karena menurut kami kasus ini tergolong kasus yang cukup menarik karena kasus narkoba ini dapat membuat wartawan masuk ke dalam penjara, karena kasus ini mempunyai resiko yang cukup besar. Kemudian berdasarkan berita yang telah kami baca di x.detik.com, Indonesia termasuk ke dalam 3 negara yang terlibat dalam transaksi narkoba terbesar di dunia. Oleh karena itu, kami sangat tertarik untuk memilih topik ini sebagai tugas awal dari investigasi multimedia.
Alasan memilih topik ini yaitu karena menurut kami kasus ini tergolong kasus yang cukup menarik karena kasus narkoba ini dapat membuat wartawan masuk ke dalam penjara, karena kasus ini mempunyai resiko yang cukup besar. Kemudian berdasarkan berita yang telah kami baca di x.detik.com, Indonesia termasuk ke dalam 3 negara yang terlibat dalam transaksi narkoba terbesar di dunia. Oleh karena itu, kami sangat tertarik untuk memilih topik ini sebagai tugas awal dari investigasi multimedia.
Seorang
anggota dari kelompok kami berkomunikasi dengan Ratna Puspita selaku
wartawan Republika untuk menanyakan apakah beliau memiliki kontak
editor ataupun reporter dari DetikX yang melakukan invesigasi
tersebut. Alhamdulillah-nya Bu Ratna kenal dengan editor tersebut dan
beliau juga yang membantu kami untuk mengatur waktu perjanjian untuk
pertemuan wawancara dengan bapak Irwan Nugroho selaku editor untuk
artikel tersebut.
Akhirnya
kami pun sepakat untuk melakukan wawancara dengan pak Irwan pada hari
Senin (26/3) pukul 2 siang di gedung TransTV. Pada hari H saat akan
melakukan wawancara, hanya 6 anggota kelompok saja yang dapat
pergi melakukan wawancara dengan pak Irwan. Untuk ke lokasi tujuan,
kami menggunakan jasa ojek online
agar
tidak terjebak macet di perjalanan menuju Gedung TransTV.
Sesampainya
di tempat tujuan, kami pun melakukan
laporan
kepada security yang sedang berjaga saat itu agar bisa bertemu dengan
pak Irwan. Security
pun meminta kami untuk menukarkan kartu
identitas
yang kami punya dengan kartu visitor. Setelah
kami menukarkan kartu identitas dengan kartu visitor sebagai akses
untuk masuk, kami pun diminta untuk naik ke kantor Detik
yang berada di lantai 8.
Saat sampai di lantai 8 kami pun menemui receptionist
front desk
dan kami diminta untuk menunggu saat receptionist
front desk
sedang berusaha menghubungi Pak Irwan. Setelah menunggu sekitar 10-15
menit, kami pun diminta untuk menemui Pak Irwan di lantai 9 di balkon
sebelah kanan. Kami pun beranjak pergi menuju ke lantai 9 menggunakan
lift. Sesampainya di lantai 9 kami pun berjalan menemui security,
yang sedang berjaga untuk meminta izin bertemu dengan Pak Irwan,
security pun meminta kami untuk menunggu terlebih dahulu karena untuk
masuk ke balkon kami harus melewati ruang kerja karyawan Detik yang
sedang bekerja pada saat itu. Alasan security menahan kami untuk
tidak langsung menuju balkon yaitu agar para karyawan Detik yang
sedang bekerja saat itu tidak terganggu oleh kehadiran kami.
Saat
menunggu konfirmasi lebih lanjut, kami pun diminta untuk duduk di
sofa yang disediakan dekat security. Salah satu anggota kelompok kami
mengambil beberapa video dengan objek logo detik dan beberapa objek
lainnya sebagai dokumentasi. Setelah menunggu kurang lebih 10 menit,
Pak Irwan datang menemui untuk mengajak kami menuju balkon kanan
untuk melakukan wawancara.
Saat
kami melewati ruang kerja para karyawan Detik yang sedang bekerja,
mereka tampak sibuk dan serius dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Ruangan terasa cukup hening, tidak terdengar apapun kecuali suara
mesin print yang sedang digunakan dan suara kecil yang terdengar dari
balik mesin yang sedang beroprasi. Para karyawan tampak sibuk dengan
pekerjaan masing-masing. Setelah sampai di balkon kanan Pak Irwan pun
mengajak kami untuk duduk. Seperti yang kami duga, bahwa Pak Irwan
belum terlihat begitu tua.
Setelah
semua anggota kelompok tiba di balkon kanan, kami pun bertemu dan
berkenalan dengan pak Irwan selaku editor DetikX. Setelah semua
anggota kelompok yang hadir saat itu berkenalan dengan pak Irwan,
beliau pun menanyakan kepada kami menggunakan kendaraan apa untuk
menuju lokasi ini. Kemudian beliau juga terkejut ternyata yang ingin
melakukan wawancara dengannya lumayan banyak. Yang ada dipikirannya
saat itu hanyalah akan melakukan sesi wawancara dengan dua atau tiga
orang. Perbincangan pembuka dimulai, kamipun berbagi tugas seperti
ada yang bertugas mengambil video, audio dan menjadi pewawancara saat
itu. Sembari sebagian anggota menyusun letak kamera dan audio, yang
bertugas sebagai pewawancarapun mulai mengakrabkan diri dengan Pak
Irwan
Kesan
pertama kelompok kami ketika bertemu dengan pak Irwan adalah beliau
merupakan orang yang sangat baik dan rendah hati. beliau pun meminta
kami kami untuk melakukan sharing
session mengenai
dunia investigasi terlebih dahulu. Pada saat itu beliau tidak ingin
pembicaraannya dalam sharing
session ini
di rekam. Kemudian dalam sesi sharing
session tersebut
ada pernyataan dari pak Irwan yang menurut kami menarik. Pada saat
itu pak Irwan mengatakan bahwa sebenarnya x.detik.com
tergolong bukan liputan investigasi, karena pak Irwan mengakui bahwa
hasil liputan yang diberitakan di x.detik.com
jangka
waktunya hanya sekitar 2 mingguan. Karena dikejar oleh tengat waktu,
mau tidak mau hasil liputan investigasi yang tidak semua informasi
terkumpul sepenuhnya harus dipublikasikan oleh tim DetikX. Hal itu
dikarenakan dalam seminggu DetikX harus menaikkan 2 artikel berita
lainnya. Dikarenakan waktu itu lah pak Irwan mengatakan bahwa
sebenarnya DetikX tergolong lebih ke berita in-depth
dan
bukan merupakan berita investigasi, karena untuk melakukan suatu
investigasi tentu saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Pak Irwan
juga sudah merencanakan untuk menukar DetikX bukan sebagai berita
mengenai investigasi lagi, karena waktu yang diberikan untuk
melakukan liputan investigasi sangat sedikit.
Keadaan
balkon Detik saat itu tidak begitu ramai, hanya terdapat kelompok
kami dan beberapa karyawan Detik saja yang sedang bersantai ataupun
yang sedang sibuk dengan pekerjaan. Pemandangan dari atas balkon
Detik lantai 9 cukup bagus, kami bisa melihat dengan jelas
gedung-gedung tinggi atau gedung pencakar langit yang terdapat di
beberapa titik. Kemudian pada saat akan melakukan sesi wawancara, pak
Irwan pun mentraktir kami dengan memesan 6 jus dengan berbagai rasa.
Terima kasih pak Irwan, sangat baik sekali hehe.
Bapak
Irwan Nugroho yang kami temui di kantor DetikX pada pukul 2, tepatnya
setelah jam makan siang, menjelaskan kenapa liputan ini diangkat
sebagai liputan DetikX, yang juga merupakan alasan kenapa kelompok
kami memilih kasus ini sebagai tugas investigasi multimedia.
Menurut
Irwan, kasus ini merupakan sebuah fenomena baru di Indonesia. Dia
sempat memikirkan alasan kenapa tranksaksi narkoba di Indonesia
begitu besar. Dalam melakukan liputan berita investigasi tersebut,
Detik menurunkan 2 orang reporter yang langsung terjun ke lapangan
untuk mengungkap kasus tersebut.
Perencanaan
liputan investigasi ini disusun dengan sedemikian rupa, melibatkan
narasumber dari berbagai pihak dan informasi penting dari narasumber
yang mungkin bisa dimintai keterangannya lagi di masa depan. Pak
Irwan juga mengungkapkan sekaligus menceritakan kepada kelompok kami
bagaimana dan apa saja kendala yang dihadapi oleh para reporter di
lapangan saat melakukan liputan investigasi ini. Memang resikonya
cukup besar apabila informasi yang didapatkan ini jatuh ke tangan
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Liputan
ini merupakan kasus yang menarik menurut Irwan karena melibatkan dua
kata kunci penting yaitu Bea Cukai dan penyelundupan. Dua kata yang
memiliki pengaruh sangat besar jika diungkap kebenarannya. Menurut
Irwan, informasi penting ini dapat sangat berpengaruh pada masyarakat
Indonesia. Dalam melakukan liputan tersebut, Irwan dan kawan-kawan
reporternya hanya menghabiskan waktu 2 minggu saja karena narasumber
yang ingin dia mintai keterangan tidak begitu sulit untuk ditemui.
Narasumber yang diwawancarai diantaranya adalah pihak dari BNN dan
juga Kepolisian. Untuk liputan tersebut, Irwan menemui narasumber
secara langsung. Irwan tidak menggunakan kamera tersembunyi atau
melakukan penyamaran, karena tidak ada yang perlu untuk disamarkan.
Setelah berita, data dan bukti yang didapatkan oleh Irwan melewati
proses editing dan akhirnya dipublikasikan, Irwan menjelaskan bahwa
tanggapan masyarakat terhadap berita tersebut cukup baik. Namun Irwan
juga menegaskan bahwa di Indonesia berbeda dengan negara lain, berita
yang diliputnya tidak digali terlalu dalam dan tidak bertahan lama,
sehingga akan mudah saja untuk dilupakan dan muncul lah berita-berita
baru yang kemudian dibahas juga.
Secara
keseluruhan, Irwan menjelaskan pada kelompok kami kalau tidak ada
hal-hal lain yang menyulitkan proses penyebaran berita tersebut.
Tidak ada kendala dari pihak Bea Cukai, BNN maupun Kepolisian. Adanya
liputan investigasi ini justru sangat bermanfaat bagi masyarakat
karena satu kasus besar yang tidak banyak masyarakat ketahui
sebelumnya telah terungkap.
Setelah
melakukan sesi wawancara dengan pak Irwan, kita meminta untuk
melakukan foto bersama sebagai bukti wawancara. Kemudian beliau pun
menanyakan kepada kami “kalian mau wawancara sama Gres engga?
Kebetulan dia lagi di dalam”. Seketika itu kami pun menyetujuinya
karena kami ingin mengetahui informasi lebih banyak, dan informasi
lain dari sudut pandang reporternya. 5 menit setelah pak Irwan masuk
ke dalam ruang kerja-nya, Gresnia Arela pun keluar dari ruangan untuk
menemui kami. Setelah kami semua berkenalan dengan mba Gres, beliau
pun menanyakan pada kami “Ini temanya tentang apa ya? Sex doll
bukan?”. Kemudian kami pun memberitahu bahwa kasus yang kami ambil
adalah mengenai segitiga emas narkoba di Indonesia.
Pada
saat itu mba Gres masih belum sadar tentang apa yang kita bicarakan,
hingga salah satu anggota kelompok kami menunjukkan artikel segitiga
emas narkoba tersebut pada dirinya. Mba Gres pun dengan spontan
mengatakan “Oooh ini, aku pikir tentang sex doll. Soalnya
investigasi itu baru aku liput baru-baru ini”.
Mba
Gres selaku reporter dalam berita ini memiliki alasan mengapa ia
mengambil topik narkoba ini sebagai topik investigasi detikx karena
menurutnya narkoba mempunyai banyak pintu masuk di indonesia. Luas
sekali area perairan dan daratan untuk menyelundupkan narkoba. BNN
hanya berhasil menangkap sedikit dari banyaknya penyelundupan
narkoba. Jaringan penyelundupan narkoba di indonesia luas dan
menyebar. Satu orang bisa menjadi perwakilan untuk lebih dari satu
jaringan penyelundupan. Jaringan-jaringan ini sangatlah tertutup dan
beranak-pinak sehingga itu membuat Mba Gres dan tim semakin ingin
mengangkat kasus ini ke permukaan. Tujuan dari investigaasi ini
adalah untuk mengangkat jaringan-jaringan yang masih belum terungkap
agar muncul ke permukaan.
Kendala
yang dihadapi oleh mba gres saat melakukan investigasi bersifat
teknis. Saat ingin melakukan wawancara dengan kepala BNN, harus
menjalani prosedur tertentu seperti mengirim surat izin kepada staff
yang bersangkutan. Menunggu balasan untuk surat izin juga membutuhkan
waktu yang lama, terkadang waktu inipun tidak dapat ditentukan
sehingga dapat memperlambat proses peliputan. Selain itu, harus
sering menanyakan kapan persetujuan itu keluar. Terkadang juga harus
melakukan diskusi kecil demi mendapatkan kontak si narasumber yang
dituju. Untungnya BNN sendiri sudah memberikan sebagian supply
data
kepada tim investigasi. Untuk penulisan artikel, tim investigasi
sudah meminta persetujuan agar penulisan dapat dipertanggung
jawabkan. Apa yang sudah diucapkan ada yang on record dan off the
record jadi bisa memberikan kutipan dan meminta persetujuan mana yang
boleh di kutip atau tidak. Dari semua data yang berhasil diperoleh
tim investigasi mba Gres, mereka membagi data menjadi beberapa bagian
untuk dilihat angle
mana.
Dari kumpulan data tersebut dapat dinaikan menjadi beberapa judul
berita dengan sudut pandang yang berbeda. Dan berlaku juga
sebaliknya, ada tulisan yang merupakan hasil penggabungan dari
beberapa data yang diperoleh dari reporter.
Setelah
berita di publish
ternyata berita ini berhasil mendapatkan respond yang baik dari
masyarakat , para pembaca begitu antusias dan berita ini juga berguna
untuk menambah wawasan bagi pembacanya. Bagi mereka, melakukan
liputan investigasi berawal dari rasa keingin tahuan mereka terhadap
suatu informasi atau masalah. Setelah masalah itu berhasil terungkap
maka rasa penasaranpun terbayarkan, begitu juga dengan sipenulis yang
menjadi semangat dalam menulis berita-berita investigasi. Dalam
liputan investigasi selalu di setujui oleh pihak yang terlibat dan
tidak menggunakan kamera tersembunyi namun apabila narasumber tidak
mau di rekam saat sedang wawancara, mau tidak mau para wartawan tetap
merekam pembicaraannya secara diam-diam dan sesuai kesepakan yang
sudah dibicarakan. Hal ini dilakukan oleh para wartawan, demi
mendapatkan informasi yang penting dari narasumber tersebut yang
digunakan sebagai “pegangan” si reporter itu sendiri.
Setelah
informasi yang menurut kelompok kami sudah terpenuhi, sama seperti
Pak Irwan, Mba Gres melakukan sharing
kepada
kami. Dari mulai menceritakan liputan-liputan yang telah ia lakukan,
kendalanya dalam mencari informasi, hingga liputan itu berhasil ia
lakukan dan di publish
di detikX. Dalam liputan investigasi lainnya yang pernah ia lakukan,
iapun pernah melakukan penyamaran demi mendapatkan informasi dari
narasumber, menggambarkan bagaimana cara mengakrabkan diri dengan
narasumber hingga ia memperoleh informasi tanpa si narasumber
menyadari bahwa ia sedang diwawancarai, memperbanyak jaringan
narasumber yang bersangkutan dengan tulisan yang ingin ia buat,
memperoleh informasi dengan merecord audio secara diam-diam.
Menurut
kami, mba Gres juga seorang yang hangat dan rendah hati. Karena
selain memberi kami informasi tentang berita ini, ia juga memberikan
sharing
season
seperti yang dilakukan oleh Pak Irwan. Dan kamipun melakukan hal yang
sama, meminta foto berasama dengan Mba Gres sebagai dokumentasi
pendukung sekaligus sebagai kenang-kenangan bagi kelompok kami.
No comments:
Post a Comment