SCMPlayer

March 5, 2018

Menorehkan Cahaya pada Sisi Investigastif Film Spotlight


Spotlight (2015) adalah film yang bercerita mengenai perjalanan tim investigasi jurnalistik dari Boston Globe, tim Spotlight. Tim Spotlight yang berisikan 4 orang, editor Walter Robinson serta para reporter Michael Rezendes, Matt Carroll dan Sacha Pfeiffer, diberikan tugas oleh pemimpin redaksi baru mereka, Marty Baron, untuk melakukan investigasi jurnalistik terhadap kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta bernama John Geoghan terhadap 80 anak laki-laki. Tim Spotlight kemudian sadar ini bukanlah sebuah kasus yang terisolasi. Mereka menemukan ini bukan hanya perlakuan dari satu orang pendeta namun sudah menjadi sebuah norma dalam gereja katolik dan dijalankan secara sistematis selama bertahun—tahun oleh berbagai pendeta katolik. Film ini dibuat berdasarkan berita nyata.
Sebelum kita mulai membahas cerita film tersebut, mari klarifikasi arti dari frase investigasi jurnalistik itu sendiri. Investigasi jurnalistik adalah sebuah bentuk jurnalisme dimana para reporter melakukan sebuah penyelidikan terhadap sebuah topik serius secara detail dan dengan jangka waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun menggunakan rencana yang matang dan lengkap. Topik yang dipilih untuk melakukan invertigasi jurnalistik biasanya merupakan sebuah kejahatan serius seperti kasus korupsi oleh anggota pemerintahan atau kesalahan perusahaan yang ditutupi. Selain itu, topik yang akan ditelusuri juga tidak harus merupakan topik yang baru atau hangat, namun bisa juga menyelidiki hal yang tidak umum dibicarakan oleh khalayak umum seperti tentang maraknya kaum LGBT atau tentang perdagangan manusia untuk mengedukasi khalayak umum. Walaupun topik yang akan dibahas bisa merupakan topik tidak umum, namun harus tetap jelas dan tim investigasi mempunyai alasan untuk menjalankan investigasi. Tentu saja investigasi jurnalistik harus komprehensif secara mendetail, akurat dengan fakta dan adil kepada semua pihak yang terkait.
Secara singkat, investigasi jurnalistik mengali informasi tentang topik yang serius dalam jangka panjang secara mendalam, lalu hasil temuan dari investigasi akan melewati proses verifikasi, didokumentasikan, diberikan konteks latar belakang dan kemudian dipublikasikan untuk konsumsi khalayak umum.
Tim Spotlight adalah divisi khusus dalam Boston Globe yang melakukan investigasi jurnalistik terhadap isu-isu yang mereka anggap penting dan mereka mengerjakan investigasi mereka secara rahasia. Biasanya tim Spotlight memilih sendiri topik yang akan mereka bahas, namun kali ini mereka diperintahkan untuk menelusuri sebuah kasus oleh pemimpin redaksi mereka. Kasus ini adalah mengenai pelecehan seksual oleh seorang pendeta katolik terhadap 80 anak laki-laki. Pada awalnya tim Spotlight tidak mau menerima kasus ini karena mereka sedang mengerjakan kasus yang lain, tapi karena topik pelecehan seksual oleh pendeta ini cocok dengan target audience mereka yaitu mempunyai lebih dari 50% penganut katolik, akhirnya tim Spotlight mengambil kasus ini.
Dalam proses menggali informasi, tim Spotlight menemui berbagai masalah yang menghadang investigasi jurnalistik mereka. Masalah-masalah tersebut diantaranya kesulitan dalam menemui dan mewawancarai narasumber, serta mencari dan mengumpulkan dokumen penting yang disegel. Saat Rezendes ingin menemui Garabedian, misalnya. Mitchell Garabedian adalah seorang pengacara yang sangat sibuk sehingga sulit untuk ditemui.
Rezendes ingin menemui Garebedian karena dia adalah pengacara pendeta di kasus tersebut. Walaupun begitu, Rezendes tetap bisa menemuinya karena ia tidak membuang kesempatan dan mengambil inisiatif. Anggota tim Spotlight semuanya bekerja sangat keras untuk mengumpulkan data untuk mengungkap kasus ini, termasuk menghubungi korban-korban pelecehan seksual sebelumnya. Walaupun sulit untuk melakukannya, para korban terdahulu pada akhirnya berani menceritakan masa lalu mereka kepada tim Spotlight. Mereka menceritakan kejadian pelecehan seksual yang terjadi secara detail, namun tim Spotlight berjanji akan menyensor nama para korban. Selain itu, mereka memeriksa ulang semua arsip lama mengenai perpindahan pendeta katolik yang mengakibatkan mereka menemukan dan memecahkan kode yang digunakan oleh gereja katolik.
Saat melakukan investigasi, terjadi insiden 9/11 yang mengakibatkan tim Spotlight untuk mengalihkan focus mereka dari kasus pelecehan seksual. Namun setelah segala hal sudah menjadi lebih tenang, tim Spotlight kembali menelusuri kasus dan mengungkapkan kode dan system yang digunakan oleh gereja katolik selama bertahun-tahun untuk melakukan skandal pelecehan seksual ini. Di dalam kota Boston sendiri terdapat 87 pendeta, sebuah angka yang membuat mereka terkejut. Tim Spotlight kemudian mengungkap dan memverifikasi semua 87 identitas pendeta katolik tersebut. Mereka juga berhasil mendapatkan pengakuan dari berbagai pengacara yang digunakan oleh para pendeta katolik.
Setelah liputan divisi Spotlight dipublikasikan oleh koran Boston Globe, ada sebuah dampak besar yang terjadi. Fenomena pelecehan seksual yang dilakukan secara sistematis oleh gereja katolik terungkap pada khalayak umum dan banyak korban pelecehan seksual yang sebelumnya sembunyi menjadi berani untuk menceritakan kisah mereka pada tim Spotlight. Setelah itu tim Spotlight memberitakan lebih dari 600 kisah tentang pelecehan seksual oleh gereja katolik sepanjang tahun 2002.
Penulis: Ariabagas Prabangkara Athallariq