SCMPlayer

July 20, 2017

Tugas UAS Menulis Jurnalistik II, Catatan Perjalanan

Liburan Silaturahmi

Rabu, 21 juni 2017

Baru saja saya pulang dari kampus sore-sore untuk mengerjakan tugas kelompok, langsung saja saya disuruh oleh orang tua saya untuk packing barang-barang yang akan dibawa mudik. Kan saya kaget. Ya, hari ini saya akan pergi mudik ke kampung tercinta, Yogyakarta.

Barang pribadi yang saya bawa tidak terlalu banyak dibanding tahun sebelumnya. Alasannya sederhana saja sih, waktu persiapan yang disediakan hanya sebentar-- 1 jam untuk packing, mandi, membereskan segala macam benda elektronik kembali kedalam lemari untuk keamanan, dan lain sebagainya.

Jam menunjukan pukul 4 sore dan setelah mengambil foto saya, orang tua dan adik saya, akhirnya kita berangkat menggunakan mode transportasi mobil. Kami bisa saja menggunakan pesawat untuk menghemat waktu perjalanan, namun mobil dibutuhkan di Yogya untuk perjalanan ziarah dan silaturahmi. Selain itu, menggunakan mobil sendiri lebih hemat dari pada membeli tiket pesawat pulang pergi dan merental mobil selama lebaran.

Baru saja mobil berjalan selama 2 jam dan saya sudah merasakan sensasi mual. Saking lamanya tidak melakukan perjalanan jauh, saya lupa kalau saya mudah mabuk di jalan. Saya memilih untuk tidur di mobil agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut. Walaupun sulit, saya berhasil mendapatkan sedikit istirahat.

Sayangnya sekitar jam 9 malam saya dibangunkan oleh suara petir yang menembus kaca jendela mobil. Diluar terlihat hujan sangat deras, padahal belum musimnya. Mobil baru saja melewati daerah Ciamis saat saya terbangun.

Karena tidak bisa langsung tidur, saya memeriksa segala sosial media yang saya punya sembari menunggu rasa mengantuk untuk kembali. Baru sebentar saya scroll Instagram, mobil kita terselip oleh hujan di belokan jalan kecil dan hampir bertabrakan dengan truk dari arah lain.

Saya tidak bisa tidur sampai pagi setelah kejadian tersebut. Sekitar jam 11 kurang, kita berhenti di pom bensin dekat daerah Banjar untuk makan, stretching dan tentunya mengisi bensin. Karena tidak bisa tidur, saya akhirnya menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik. Walaupun sudah tengah malam, kami tidak berlama-lama istirahat dan tetap melanjutkan perjalanan agar tidak terjebak arus balik.

Suatu ketika di tengah perjalanan pada jam 2 pagi, mobil direm dengan sangat keras oleh bapak saya. Semua orang di mobil kaget. Kita hampir bertabrakan dengan seorang ibu-ibu mengendarai motor matic yang sedang melipir ke kiri namun menyalakan lampu sen kanan.

Kita akhirnya sampai di rumah eyang Yogya keesokan harinya, kamis pukul 5:18. Kampung di Yogya adalah bagian dari dari keluarga ayah. Semua orang tumbang di kasur setelah mengeluarkan barang-barang dari mobil. Walaupun lelah, namun terasa sejuk di hati setelah bertemu dengan sanak saudara, baik yang seumuran ataupun tidak.

Pada hari senin kita melakukan solat Idul Adha. Di akhir acara terdengar beberapa suara ledakan. Awalnya saya kaget, tapi ternyata itu hanya suara mercon bambu. Beberapa hari kemudian dihabiskan untuk berziarah ke makam nenek moyang di Solo dan Ambal, dan akhirnya kita pulang kembali ke Bekasi pada tanggal 30 juni.


Seminggu setelahnya, pada tanggal 8 Juli kami berangkat ke BSD untuk mengunjungi keluarga dari sisi ibu dengan tujuan yang sama, bersilaturahmi. Walaupun jumlah saudara tidak sebanyak di Yogya, keluarga tetaplah keluarga.