Liburan Silaturahmi
Rabu, 21 juni 2017
Baru saja saya pulang dari kampus sore-sore untuk mengerjakan
tugas kelompok, langsung saja saya disuruh oleh orang tua saya untuk packing
barang-barang yang akan dibawa mudik. Kan saya kaget. Ya, hari ini saya akan
pergi mudik ke kampung tercinta, Yogyakarta.
Barang pribadi yang saya bawa tidak terlalu banyak dibanding
tahun sebelumnya. Alasannya sederhana saja sih, waktu persiapan yang disediakan
hanya sebentar-- 1 jam untuk packing, mandi, membereskan segala macam benda
elektronik kembali kedalam lemari untuk keamanan, dan lain sebagainya.
Jam menunjukan pukul 4 sore dan setelah mengambil foto saya,
orang tua dan adik saya, akhirnya kita berangkat menggunakan mode transportasi
mobil. Kami bisa saja menggunakan pesawat untuk menghemat waktu perjalanan,
namun mobil dibutuhkan di Yogya untuk perjalanan ziarah dan silaturahmi. Selain
itu, menggunakan mobil sendiri lebih hemat dari pada membeli tiket pesawat
pulang pergi dan merental mobil selama lebaran.
Baru saja mobil berjalan selama 2 jam dan saya sudah
merasakan sensasi mual. Saking lamanya tidak melakukan perjalanan jauh, saya
lupa kalau saya mudah mabuk di jalan. Saya memilih untuk tidur di mobil agar
tidak menimbulkan masalah lebih lanjut. Walaupun sulit, saya berhasil
mendapatkan sedikit istirahat.
Sayangnya sekitar jam 9 malam saya dibangunkan oleh suara
petir yang menembus kaca jendela mobil. Diluar terlihat hujan sangat deras,
padahal belum musimnya. Mobil baru saja melewati daerah Ciamis saat saya
terbangun.
Karena tidak bisa langsung tidur, saya memeriksa segala sosial media
yang saya punya sembari menunggu rasa mengantuk untuk kembali. Baru sebentar
saya scroll Instagram, mobil kita terselip oleh hujan di belokan jalan kecil
dan hampir bertabrakan dengan truk dari arah lain.
Saya tidak bisa tidur sampai pagi setelah kejadian tersebut.
Sekitar jam 11 kurang, kita berhenti di pom bensin dekat daerah Banjar untuk
makan, stretching dan tentunya mengisi bensin. Karena tidak bisa tidur, saya
akhirnya menghabiskan waktu dengan mendengarkan musik. Walaupun sudah tengah
malam, kami tidak berlama-lama istirahat dan tetap melanjutkan perjalanan agar
tidak terjebak arus balik.
Suatu ketika di tengah perjalanan pada jam 2 pagi, mobil
direm dengan sangat keras oleh bapak saya. Semua orang di mobil kaget. Kita
hampir bertabrakan dengan seorang ibu-ibu mengendarai motor matic yang sedang
melipir ke kiri namun menyalakan lampu sen kanan.
Kita akhirnya sampai di rumah eyang Yogya keesokan harinya,
kamis pukul 5:18. Kampung di Yogya adalah bagian dari dari keluarga ayah. Semua
orang tumbang di kasur setelah mengeluarkan barang-barang dari mobil. Walaupun
lelah, namun terasa sejuk di hati setelah bertemu dengan sanak saudara, baik
yang seumuran ataupun tidak.
Pada hari senin kita melakukan solat Idul Adha. Di akhir
acara terdengar beberapa suara ledakan. Awalnya saya kaget, tapi ternyata itu
hanya suara mercon bambu. Beberapa hari kemudian dihabiskan untuk berziarah ke makam
nenek moyang di Solo dan Ambal, dan akhirnya kita pulang kembali ke Bekasi pada
tanggal 30 juni.
Seminggu setelahnya, pada tanggal 8 Juli kami berangkat ke BSD
untuk mengunjungi keluarga dari sisi ibu dengan tujuan yang sama,
bersilaturahmi. Walaupun jumlah saudara tidak sebanyak di Yogya, keluarga
tetaplah keluarga.